Selamat pagi.
Masih tersisa bayangan hujan semalam. Awan kelabu meredupkan cahaya lembut mentari. Aku berjalan menuruni tangga batuan yang mengantarku sarapan.
Sendiri, cuma ditemani segelas air jeruk dan dua kerat roti bakar, duduk di resto hotel, udara di sekitar mengandung bau garam. Dua puluh meter di depanku, menghampar buncah gelombang laut. Riaknya berkilau diterpa sinar mentari yang muncul diam-diam dari balik awan.
Hmm. . . baiknya aku melangkah lagi, rangkaian jalan di depan sana seperti telah menantiku menyusurinya, dunia baru terbentang di depanku. Lensa mataku akan merekam semuanya, dan akan kusimpan diam-diam sebagai kenangan indah.
Meilleur souvenir . . .
No comments:
Post a Comment