Sunday, July 19, 2009

Kau marah 'nak?


Waktu bunda menulis ini, kau baru dua jam keluar rumah, membanting pintu seraya berteriak: "terserah aku!". Jelas, marah, karena 3 sms yang bunda kirim setelah itu pending, berarti telepon selular-mu dimatikan, selalu demikian bila kau sangat kesal.
Dengan susah payah bunda menahan airmata yang nyaris tumpah bercucuran. Bunda tak boleh menangis, karena itu berarti bunda berduka karenamu, dan bunda ingat satu kalimat, duka ibunda sama dengan kekecewaan Tuhan.
Ananda tersayang, bunda heran kau begitu murka dengan alasan yang tak jelas. Yakin seyakin-yakinnya, bunda tak cerewet seperti ibu-ibu lain mengingatkan anak-anaknya menunaikan perintah Tuhan, bunda tak sering-sering berteriak menyuruhmu, tak pernah memaksamu, malah mengingatkanmu pun sekali-sekali saja karena bunda menjaga hatimu dan tak ingin kau melakukannya karena bunda. Bunda ingin kau menjalankan perintah Tuhan karena kesadaranmu sendiri, karena kau paham bahwa kau seorang pria, yang kelak akan menjadi pemimpin keluargamu, yang seharusnya menjadi guru agama bagi seluruh anggota keluarga. Bukankah seorang pemimpin sejati harus memiliki pengetahuan yang lebih ketimbang orang-orang yang dipimpinnya?
Usia bunda hampir dua kali usiamu, dengan beragam peristiwa dan pengalaman hidup yang belum lagi kau hadapi. Kalau bunda pernah mengalami hal-hal yang mengecewakan di masa lalu, tentu tak ingin kau juga mengalaminya. Ibu mana yang tak ingin melihat anaknya lebih baik dari dirinya?
Tak ada alasan lain selain itu, dan rasa sayang bunda yang berlebih kepadamu. Kau kenal betul ibundamu yang tak perduli dan tak banyak bicara pada orang lain. Untuk apa bunda wasting time mengingatkan kalau bunda tak perduli padamu? Banyak hal berguna yang bisa dilakukan ketimbang sengaja meluangkan waktu untuk mengingatkan dengan resiko sakit hati....
Ananda tersayang, hidup ini adalah pilihan, kau punya hak penuh untuk memutuskan apa yang dengan ikhlas kau lakukan dan apa yang ingin kau tinggalkan. Bunda hanya berharap kau mau sedikit membuka hatimu. Kalau kau menjalankan perintah Tuhan, apapun hasil yang kau peroleh dengan melakukan hal itu, bukanlah untuk bunda, tapi untuk dirimu sendiri, untuk bekalmu melangkah di masa depan.
Percayalah 'nak, Tuhan tidak akan memerintahkan kita melakukan sesuatu dengan sia-sia. Kita hanya perlu mematuhinya tanpa banyak bertanya, karena Dia Maha Tahu apa yang terbaik bagi kita. Hanya 5 kali sehari, setiap kalinya 10 menit, berarti tak lebih dari satu jam sehari. Tidak banyak, bahkan sangat sedikit dibanding waktu yang kita pakai untuk mencari nafkah, tidur, atau browsing internet.
Kau boleh marah pada bunda, boleh memusuhi bunda karena insiden sore tadi. Kalau bunda diminta memilih dirimu atau orang lain, bunda pasti pilih dirimu. Tapi kalau bunda diharuskan memilih dimusuhi olehmu atau tetap mengingatkanmu untuk melangkah di jalan yang lurus, bunda akan pilih opsi kedua, justru karena bunda sangat mencintaimu....

Bunda selalu berdoa untukmu, jangan keras hati ya 'nak.
Saat ini, betapa ingin bunda mendekapmu dan mengusap kepalamu....love you.

No comments:

Post a Comment