Selamat sore sahabatku. Eh, maaf kalau tiba-tiba aku menyapamu dengan
sebutan sahabat. Aku serius lho, kamu memang sahabatku, kita sudah
lama saling mengenal, sering mengobrol, sering jalan bareng, sering
bertukar info bermanfaat tentang berbagai hal, saling mengunjungi
rumah masing-masing, bercerita tentang masalah-masalah yang melingkung
kita setiap hari, dari masalah setting ponsel sampai masalah pribadi.
Eh tunggu dulu, masalah pribadi? Kok menceritakan masalah pribadi
kepada orang lain? Lho iya, kan bercerita pada orang yang bisa
dipercaya.
Hah? Bisa dipercaya gimana maksudnya?
Ya namanya juga sahabat, seseorang yang bisa dipercaya untuk menyimpan
masalah pribadi kita dengan baik, membantu kita mencari solusi dari
permasalahan kita, memberi pendapat yang tidak menyesatkan, dan
menyodorkan bahunya ketika kita sedih dan ingin menangis.
Oh, jadi itu ya kriteria sahabat? Berat ya? Emang ada orang kaya
gitu?? Sepertinya kok terlalu khayali, fiktif. Emang bisa gitu nutup
mulut untuk gak cerita masalah pribadi seseorang kepada orang lain?
Bukannya biasanya obrolan diawali dengan kalimat; "Eh tau nggak?? Si
Itu kan bla bla bla bla bla bla...", lalu mengalirlah kisah tentang
"si Itu" yang dipercayakan pada kita....wow!
Maka cerita yang semula hanya diketahui oleh kita, dipercayakan kepada
kita, merembet dengan cepat dari mulut ke mulut. Lalu kita sadar bahwa
kita salah telah berlaku tak baik dengan membocorkan hal itu, too
late, sesuatu yang sudah dikatakan tak bisa ditarik lagi. Akhirnya
sampai kembali ke telinga orang yang mempercayakannya pada kita. OK,
say goodbye kepada sahabat kita tadi, karena kita tidak lagi dipercaya
olehnya. Regret.
Memang, bagian tersulit untuk menjadi seorang sahabat adalah "gak
ngomongin keburukan-keburukan sahabatnya", dan juga "gak membocorkan
rahasia sahabatnya". Hadeuh, syarat yang berat.
Iyalah, sahabat kan bukan sekedar teman. Kan katanya: sahabat sejati.
Lha kalau diomongin melulu, sahabat apaan itu? Dipertanyakan
kesungguhannya bersahabat.
Ah, mungkin lebih baik berteman saja banyak-banyak, menjalin relasi
yang baik dengan banyak orang, dan gak usah cerita masalah pribadi
kepada orang lain, meskipun orang mengaku dirinya sahabat.
Itu cuma penamaan saja kok, teman atau pun sahabat. Pokoknya jangan
membicarakan keburukan-keburukan orang lain. Bicara yang penting dan
baik sajalah.
Kalau itu sudah dilakukan, percayalah, setiap orang yang kita kenal,
akan menganggap kita sahabat.
Demikian, selamat sore sahabatku yang baik....:)
waw menarik. ingin juga rasanya menulis
ReplyDeletepass banget :)
ReplyDelete