Wednesday, October 19, 2016

Rumah Hati


Dear, 
Beberapa hari terakhir ini aku menata rumah untukmu tinggal. Little 
House on the Prairie. Rumah mungil cantik terbuat dari kayu. Hangat, 
dengan ruangan tidurnya yang sederhana. Sebuah rumah, "lake house", 
rumah tepi danau, dimana kamu bisa mendengar suara air dan desiran 
angin mengantarkan tumpukan kenangan bergulung memasuki ruang-ruang 
di relung hatimu. 
Dimana adanya rumah seindah itu? Sekaya itukah aku sehingga aku mampu 
menghadiahkannya untukmu? 
Tidak. Aku masih aku yang dulu itu juga, manusia dengan segudang 
impian dan banyak keinginan untuk memberi padamu, tapi tak punya 
tumpukan harta berlimpah untuk merealisasikannya. 
Rumah yang tadi itu bukan terbuat dari kayu biasa, tapi dari kayu 
imaji. Air di danau depan rumah itu, juga bukan air biasa, tapi air 
yang menghilangkan resah, berganti menjadi ketenangan. 
Dear, aku membangun rumah itu untukmu, di dunia maya. Hanya dalam 
bentuk sebuah blog sederhana, bergambar rumah mungil di tepi danau, 
rumah yang selalu kamu idamkan sedari dulu. Aku mencari gambar itu 
berhari-hari, supaya pas, supaya "kamu banget". Di dalam rumah virtual 
itu, kusimpan berbagai gambaran dirimu, kepingan2 puzzle yang membuat 
blog itu berkarakter dirimu. Aku tahu bahwa kamu selalu suka rumah 
yang tenang, tempat istirah, dimana kamu merasa nyaman. Kamu tidak 
membutuhkan rumah gedung berharga milyaran, yang kamu butuhkan adalah 
tempat pulang. Tempat hatimu pulang, dan bukan ragamu. 
Pagi ini, dengan puas aku melihat rumah virtualmu. Rasanya sungguh2 
berada di sebuah rumah kecil yang tenang dan nyaman. Aku tidak tahu 
kapan kamu akan kembali kesana dan melihatnya. Tapi aku yakin ketika 
kamu hadir disana, kamu akan merasakan tanganku menata rumah itu, 
untuk kamu, dengan sepenuh hatiku. Aku percaya, kamu bisa membaca apa 
yang ada di benakku saat membangun dan menata rumah virtual itu 
untukmu: "karena aku tak mampu memberi rumah untuk ragamu, kuberikan 
padamu sebuah rumah untuk hatimu". 
Dear, semoga kamu paham, sesederhana itu, ketika kita tak bisa 
memberikan sesuatu yang besar untuk orang lain, lakukan saja hal kecil 
semampu yang kita bisa, dengan segenap hati. Percayalah, sesuatu yang 
dikirimkan dari hati, akan sampai ke hati....

No comments:

Post a Comment