Selamat pagi Cinta,
Dini hari telah tiba. Aku di sini, berbaring di kamarku, menatap jauh ke luar jendela. Ada pohon mangga di kebun sebelah, daunnya dihembus angin, dan kulihat sepasang merpati di salah satu rantingnya. Pasti mereka saling menyayangi, buktinya mereka berdua ada disitu,di tempat yang sama. Itukah kamu, Cinta? Kamukah yang hadir di antara mereka berdua? Entah....
Kali lainnya, kulihat induk ayam, mengais tanah bersama anak-anaknya. Lalu ia menurunkan tubuh seperti mengeram, dan si anak-anak berebut tempat di bawah induk mereka, ada juga yang menyembul di sayap induknya. Itukah kamu, Cinta? Kamukah yang hadir dalam hati setiap ibu?
Dini hari telah tiba. Aku di sini, berbaring di kamarku, menatap jauh ke luar jendela. Ada pohon mangga di kebun sebelah, daunnya dihembus angin, dan kulihat sepasang merpati di salah satu rantingnya. Pasti mereka saling menyayangi, buktinya mereka berdua ada disitu,di tempat yang sama. Itukah kamu, Cinta? Kamukah yang hadir di antara mereka berdua? Entah....
Kali lainnya, kulihat induk ayam, mengais tanah bersama anak-anaknya. Lalu ia menurunkan tubuh seperti mengeram, dan si anak-anak berebut tempat di bawah induk mereka, ada juga yang menyembul di sayap induknya. Itukah kamu, Cinta? Kamukah yang hadir dalam hati setiap ibu?
Cinta, aku tak tahu bagaimana rupamu, dan juga tak mengerti seperti apa bentukmu, bagaimana ekspresimu. Aku cuma tahu bahwa kamu cantik memikat, membuat damai dan memberi energi yang luar biasa. Energi....Ya. Itu. Barangkali alasan itu yang membuatku pernah mengembara mencarimu, ke kaki langit, ke penghujung dunia, melangkahi jalan setapak dan rerumputan, membiarkan embun membasahi ujung-ujung jemari kakiku.
Aku pernah bertualang mencarimu, menyusuri lorong-lorong redup cahaya, melintasi malam hanya dengan cahaya satu bintang yang memanduku.
Aku tak berhasil menemukanmu, Cinta. Kamu seperti sengaja bersembunyi. Kurasakan ada, tapi entah dimana.
Aku pernah bertualang mencarimu, menyusuri lorong-lorong redup cahaya, melintasi malam hanya dengan cahaya satu bintang yang memanduku.
Aku tak berhasil menemukanmu, Cinta. Kamu seperti sengaja bersembunyi. Kurasakan ada, tapi entah dimana.
Aku pulang. Menyerah Berduka karena merasa gagal. Ternyata cerita tentangmu hanya ada dalam dongeng, di langit biru, di awan putih, di alam khayal yang tak realistis.
Aku berjanji tak akan lagi pergi mencarimu. Dan nyaris tak perduli apakah kamu ada atau tiada. Aku mau duduk manis saja, menikmati secangkir coklat hangat di ruangku yang hening.
Dan saat aku memutuskan hal itu. Di saat aku memutuskan untuk merasa nyaman dengan diriku ..... tiba-tiba kamu hadir dalam hidupku, ke sudut-sudut ruangku yang mungil, dari berbagai arah, yang bahkan tak pernah terbayang olehku.
Aku berjanji tak akan lagi pergi mencarimu. Dan nyaris tak perduli apakah kamu ada atau tiada. Aku mau duduk manis saja, menikmati secangkir coklat hangat di ruangku yang hening.
Dan saat aku memutuskan hal itu. Di saat aku memutuskan untuk merasa nyaman dengan diriku ..... tiba-tiba kamu hadir dalam hidupku, ke sudut-sudut ruangku yang mungil, dari berbagai arah, yang bahkan tak pernah terbayang olehku.
Tidak. Kamu tak perlu berkata-kata, tak perlu menjelaskan apapun. Aku tahu, paham dan sangat mengerti maksudmu. Aku sudah mendengarnya, tiba-tiba menggema dalam hatiku, suara lembut yang entah dari mana: "kamu tak perlu melangkah jauh mencariku, biarkan aku yang hadir, menelusup dalam hatimu...."
Jangan pernah pergi mencari cinta. Beri saja cinta, tebarkan pada dunia, lalu lupakan. Dia akan hadir, datang mencarimu, menghangatkan hatimu, memberimu energi yang luar biasa....
Selamat pagi Cinta.
Ini aku, merasakan kamu mendekapku erat-erat.
Ini aku, merasakan kamu mendekapku erat-erat.
Bandung, 29 Desember 2013
No comments:
Post a Comment