Omaatje lief. Ini bahasa Belanda. Bahasa Jermannya adalah Oma so lieb. Artinya sama saja: Oma yang tercinta. Oma itu artinya nenek, dia adalah ibuku. Cucu-cucunya memanggilnya begitu. Dan bicara tentang dirinya, selalu membuat mataku buram.
Fiuh. Cukup sampai memburam saja, tidak boleh sampai berembun. Jangan menangis. Kan oma juga orang yang kuat, dan selalu menguatkan anak-anak dan cucu-cucunya. Cukup panjang perjalanan hidupnya, 82 tahun, dan sangat banyak ilmu kehidupan yang ditinggalkannya, setidaknya bagi diriku.
Bagiku, Oma itu profil guru tanpa kata-kata. Dia lebih banyak tersenyum dan mendengarkan orang lain daripada bicara. Tapi pikirannya tak pernah berhenti, kepalanya penuh dengan ide ajaib dan kreatifitas yang kemudian diterapkannya dalam hidup keseharian. Yang paling terlihat, Oma suka menyimpan barang-barang dengan rapi, pola hidupnya teratur. Maka tak heran kalau sekarang banyak harta karun peninggalan Oma yang membuatku terpesona. Salah satunya adalah buku tipis tanpa cover yang sudah pindah ke lemari buku di rumahku. Kalau bukan Oma yang menyimpannya dengan rapi, buku itu pasti sudah dijual kiloan untuk bungkus kacang.
Menurutku, ini buku ajaib, berisi tips-tips untuk ibu rumah tangga. Memang sederhana, tapi ini ilmu terapan yang sangat berguna, bukan hanya sekadar teori. Masih ejaan lama, diterbitkan tahun 1952. Bahasa yang digunakan adalah bahasa masa lalu yang mirip bahasa Melayu. Kalau bahasanya disesuaikan, isi buku ini masih sangat aplikatif untuk masa kini.
Buku ini menginspirasiku untuk membuat label Rumah Selaras di blog ini, dimana aku akan menuliskan berbagai tulisan, artikel, tips yang diambil dari berbagai sumber di lemari buku di rumahku. Kalau dikumpulkan disini dalam satu tempat, aku akan mudah mengaksesnya kembali. Dan dengan menuliskannya disini, bisa diakses juga oleh orang lain, sehingga info-info sederhana tidak hanya mengendap di lemari buku di rumahku, tapi mungkin bisa bermanfaat juga untuk orang lain.
Bagiku, Oma itu profil guru tanpa kata-kata. Dia lebih banyak tersenyum dan mendengarkan orang lain daripada bicara. Tapi pikirannya tak pernah berhenti, kepalanya penuh dengan ide ajaib dan kreatifitas yang kemudian diterapkannya dalam hidup keseharian. Yang paling terlihat, Oma suka menyimpan barang-barang dengan rapi, pola hidupnya teratur. Maka tak heran kalau sekarang banyak harta karun peninggalan Oma yang membuatku terpesona. Salah satunya adalah buku tipis tanpa cover yang sudah pindah ke lemari buku di rumahku. Kalau bukan Oma yang menyimpannya dengan rapi, buku itu pasti sudah dijual kiloan untuk bungkus kacang.
Menurutku, ini buku ajaib, berisi tips-tips untuk ibu rumah tangga. Memang sederhana, tapi ini ilmu terapan yang sangat berguna, bukan hanya sekadar teori. Masih ejaan lama, diterbitkan tahun 1952. Bahasa yang digunakan adalah bahasa masa lalu yang mirip bahasa Melayu. Kalau bahasanya disesuaikan, isi buku ini masih sangat aplikatif untuk masa kini.
Buku ini menginspirasiku untuk membuat label Rumah Selaras di blog ini, dimana aku akan menuliskan berbagai tulisan, artikel, tips yang diambil dari berbagai sumber di lemari buku di rumahku. Kalau dikumpulkan disini dalam satu tempat, aku akan mudah mengaksesnya kembali. Dan dengan menuliskannya disini, bisa diakses juga oleh orang lain, sehingga info-info sederhana tidak hanya mengendap di lemari buku di rumahku, tapi mungkin bisa bermanfaat juga untuk orang lain.
Buku, aku kangen liat koleksi buku di rumah kayu :)
ReplyDelete