Saturday, March 8, 2014

Deretan gambar

Aku betah melihat deretan gambar di dinding biru itu. Seperti menarik diriku ke masa lalu, dan masa lalu berarti tumpukan kenangan yang kusimpan selapis demi selapis di ruang kosong di sudut hati, yang terkadang kubuka ketika aku merindu kamu. Iya, kamu, manusia yang selalu kucari di keramaian, dalam hiruk pikuk suara orang mengobrol. Kamu, yang seringkali bercerita gembira tentang pengalaman keseharianmu, tentang hidupmu yang riuh dan penuh warna, berkebalikan dengan hidupku yang "duo tone", hanya hitam putih belaka.
Dan biru adalah salah satu warna kesukaanmu. Donker blue, begitu kamu menyebutnya. Biru kelam, kataku. Tapi, di dinding kelam berwarna biru ini, deretan gambar vintage jadi tampak indah, lebih mencuat daripada bila diletakkan di dinding dengan warna yang lebih terang. Dan itu yang pernah kamu katakan padaku: "jangan melulu melihat sesuatu itu dari ranah kelam, dan menganggapnya negatif, sangat mungkin sesuatu itu justru jadi tampak berkilau ketika ia berada di tempat redup, dan malah hilang kilaunya ketika diletakkan di tempat terang'.
Iya, kamu selalu melihat sesuatu dari sisi hidupmu yang berwarna, dan aku lebih sering memandangnya dari jendela kelabuku
Kamu, yang kucari di tengah ribuan manusia, adalah juga manusia yang kucari dalam sunyi, ketika hanya ada dinding biru kelam dan deretan gambar vintage yang menemaniku menghirup secangkir teh hangat senja ini.
Selalu, ada selapis rindu dalan kenangan tentang dirimu.

Surat Marcell kepada Arletta.

2 comments:

  1. “jangan melulu melihat sesuatu itu dari ranah kelam, dan menganggapnya negatif, sangat mungkin sesuatu itu justru jadi tampak berkilau ketika ia berada di tempat redup, dan malah hilang kilaunya ketika diletakkan di tempat terang.” Aku suka dengan kalimat ini, mengajarkan, bahwa seseorang mungkin tampak tak istimewa, bila dibandingkan dengan mereka yang hidupnya berwarna. Hanya dengan melihat ke bawah, bagiku ia teramat istimewa. Itulah nikmat terindah yang tersembunyi, ketika mampu melihat apa yang biasa, menjadi hadiah terbesar dariNya.

    izin share di facebook ya,.. tulisanmu keren banget..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silakan. DSH (Dengan Senang Hati). Komentarmu keren banget juga :) Salam hangat.

      Delete