Saturday, March 22, 2014

"Kudet"


Saya tahu, dan juga sadar, bahwa saya seringkali kurang memperhatikan sekitar. Hampir dua puluh tahun memperlakukan televisi seperti radio (hanya sekilas mendengar, dan tidak menonton) membuat saya seringkali ketinggalan berita, "kudet".
Sebetulnya saya tahu bahwa artis ini digosipkan begini dan begitu, tahu bahwa pedangdut X  berseteru dengan artis seksi Y. Saya mendengar bahwa "artis politik" A jalan-jalan ke pulau C bersama si molek B. Tapi semua itu cuma saya baca sebagai "headline". Saya tidak tertarik untuk membaca artikelnya, tidak ingin tahu detil-detil perseteruan artis, tidak ingin lihat kamar dimana si blabla menginap bersama seorang tokoh terkenal. Kok nggak "kepo"? Gak penasaran ingin tahu lebih jauh? Nggak. Untuk apa? Maksud saya, apa gunanya bagi saya? Mengetahui semua itu cuma membuat saya jadi lebih "eksis" kalau kongkow di kafe dengan teman-teman. Kalau mengetahui berita terkini, dimata teman-teman, saya tahu banyak hal, modis, tidak kudet.
Hmm, sebetulnya, dengan sesungguh hati, saya tak keberatan disebut kudet, kurang apdet, dianggap tak mengikuti berita terkini. Soalnya, bagi saya, mengetahui hal-hal seperti itu cuma menghabiskan waktu saya yang berharga. Wasting time. Saya tidak bertambah pintar, kekayaan saya tidak bertambah, pengetahuan saya juga tidak, ilmu pun tidak, dan dosa saya bertambah, karena ngomongin orang. Lagi pula, dengan mengetahui semua itu, tidur saya tidak menjadi lebih nyenyak.
Kudet malah membuat saya asyik dengan dunia kreatif, karena waktu yang tak saya gunakan untuk "berkepo ria" itu saya pakai untuk membaca,, untuk mencoba banyak hal baru, untuk memperbaiki baju2 yang lepas kancing atau jahitannya, untuk nge-blog atau menanam satu tanaman baru, untuk menulisi poscard-postcard yang akan dikirim. Saya tidak merasa rugi dengan tak mengetahui berita terbaru seputar gosip selebriti.
Bersama mbak Kudet, saya bebas dari pertanyaan teman-teman seputar berita terhangat minggu ini. Hanya sedikit "terharu" ketika saya kurang paham obrolan dan gurauan teman teman-teman tentang gosip mingguan. Terharu karena banyak teman yang ternyata begitu ahli dan sangat mumpuni di bidang pergosipan tersebut :)
Saya juga tak keberatan dianggap "gak gaul" karena tak tahu berita terkini. "Gaul" itu 'kan hanya semacam pin yang disematkan di topi, ada dan tiadanya tak membuat penampilan berubah secara signifikan. 
Ah, pokoknya, menjadi "kudet" dan "gak gaul" mencemplungkan saya dalam dunia saya sendiri, yang mengasyikkan, dan membuat saya punya banyak waktu untuk  memberdayakan diri sendiri, dan melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat ketimbang sekadar "kepo" dengan urusan orang lain.


Sent from Nokia Lumia

2 comments:

  1. setuju banget Bu. Saya juga malas mengkepoin berita-berita seperti itu. lebih baik waktu saya untuk nanenm-nanem, belajar jahit, atau belajar ngeblog. Kalau saya mengistilahkannya "Bukan Tukang Kepo", hihihi.

    ReplyDelete
  2. Rebellina Santy, yuk mari kita menjahit bersama. Punya teman dengan kegemaran yang sama itu menyenangkan. Salam hangat.

    ReplyDelete