Pempek. Ini produk perdana Rumah Selaras. Sengaja diberi nama "Rumah Selaras', karena isinya akan beragam, seperti toko kelontong. Nantinya sudah terbayang akan ada beberapa produk menyusul pempek ini.
Kenapa yang pertama adalah pempek? Karena itu yang saya bisa buat dengan tangan saya. Saya hanya mau menjual sesuatu yang saya tahu betul, yang saya pahami pembuatannya. Setidaknya kalau orang bertanya, saya bisa menjelaskan, dan bukan menggelengkan kepala tanda tak paham.
Selain karena saya bisa membuatnya, saya menjual pempek karena ini makanan khas satu daerah di Indonesia, makanan yang Indonesia banget, sumatra banget.
Alasan lainnya,.karena penganan ini terbuat dari ikan, dan ikan itu makanan sehat. Saya tidak bisa berbuat banyak untuk orang lain, tapi setidaknya saya tidak mau menjual makanan yang membuat orang jadi sakit karena kandungannya banyak lemak atau banyak gula dan sebagainya. Sudah diniatkan, kalau saya jualan, jangan sampai bikin orang sakit, dan setidaknya mengusung kecintaan saya pada budaya, pada negeri ini.
Maka jadilah saya berjualan pempek sejak 7 bulan lalu. Santai saja dijalani, sambil jalan-jalan keliling kota mengantarkan pesanan pempek, sambil mengajar anak bule berbahasa Indonesia seminggu dua kali, sambil mengajar seorang ibu berbahasa Prancis. Pokoknya ini jualan yang tidak ngoyo, tidak rusuh, berdasarkan pesanan dan bikin happy. Semoga terus berlanjut. Yang tersulit dari berjualan adalah disiplin dan ketekunan, keberlanjutan. Itu yang berat.
Berjualan ini juga melatih saya. Belajar menghargai uang. Belajar disiplin dengan waktu, mengatur waktu kirim dan waktu pembuatan agar saya tidak kecapean.
Dan yang terpenting, berjualan itu menambah kepercayaan diri saya. Sebab sedari dulu saya selalu mencap diri saya tak mampu dan tak punya ilmu berdagang, sulit mencari customers, tak pandai menawarkan barang.
Maka selama 7 bulan ini saya mengubah diri, setengah mengubah kepribadian menjadi seorang pedagang (selama ini saya menganggap diri saya seniman, ckckck).
Demikianlah. Rumah Selaras sudah mulai berproduksi. Semoga semakin berkembang di masa depan. Aamiin.
Kenapa yang pertama adalah pempek? Karena itu yang saya bisa buat dengan tangan saya. Saya hanya mau menjual sesuatu yang saya tahu betul, yang saya pahami pembuatannya. Setidaknya kalau orang bertanya, saya bisa menjelaskan, dan bukan menggelengkan kepala tanda tak paham.
Selain karena saya bisa membuatnya, saya menjual pempek karena ini makanan khas satu daerah di Indonesia, makanan yang Indonesia banget, sumatra banget.
Alasan lainnya,.karena penganan ini terbuat dari ikan, dan ikan itu makanan sehat. Saya tidak bisa berbuat banyak untuk orang lain, tapi setidaknya saya tidak mau menjual makanan yang membuat orang jadi sakit karena kandungannya banyak lemak atau banyak gula dan sebagainya. Sudah diniatkan, kalau saya jualan, jangan sampai bikin orang sakit, dan setidaknya mengusung kecintaan saya pada budaya, pada negeri ini.
Maka jadilah saya berjualan pempek sejak 7 bulan lalu. Santai saja dijalani, sambil jalan-jalan keliling kota mengantarkan pesanan pempek, sambil mengajar anak bule berbahasa Indonesia seminggu dua kali, sambil mengajar seorang ibu berbahasa Prancis. Pokoknya ini jualan yang tidak ngoyo, tidak rusuh, berdasarkan pesanan dan bikin happy. Semoga terus berlanjut. Yang tersulit dari berjualan adalah disiplin dan ketekunan, keberlanjutan. Itu yang berat.
Berjualan ini juga melatih saya. Belajar menghargai uang. Belajar disiplin dengan waktu, mengatur waktu kirim dan waktu pembuatan agar saya tidak kecapean.
Dan yang terpenting, berjualan itu menambah kepercayaan diri saya. Sebab sedari dulu saya selalu mencap diri saya tak mampu dan tak punya ilmu berdagang, sulit mencari customers, tak pandai menawarkan barang.
Maka selama 7 bulan ini saya mengubah diri, setengah mengubah kepribadian menjadi seorang pedagang (selama ini saya menganggap diri saya seniman, ckckck).
Demikianlah. Rumah Selaras sudah mulai berproduksi. Semoga semakin berkembang di masa depan. Aamiin.
No comments:
Post a Comment