Kemarin sore. Sisa
hujan masih menggantung di awan. Di kantor, ketika teman-teman lain sudah
bersiap pulang, saya duduk di meja besar yang menghadap ke teras, di lantai
atas. Sheila di depan saya. Ini rekan kerja yang sering mengobrol dengan saya
di kantor, tentang kudapan sore yang enak atau tempat asyik untuk belanja, atau
tentang apa saja yang ringan dan informatif. Tidak mendalam dan tidak bersifat
pribadi.
Kali ini Sheila
bercerita tentang pabrik kosmetik milik papanya, di Jawa Timur, tepatnya di
Jombang. Sekali waktu, pabrik tersebut merekrut banyak pegawai, dan papa Sheila
berpesan pada bagian penerimaan pegawai: “Dahulukan lulusan SMK ya, lihat juga
nilai-nilainya di ijazah.”
Pada sesi
penerimaan pegawai itu, tersaring 80 orang pegawai baru, dan 80% diantaranya
adalah lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Yang banyak
dibutuhkan di pabrik itu memang lulusan setara SMA, tapi kenapa SMK, dan bukan
SMA? Bukankah sama saja?
Ternyata tidak.
Dan cerita Sheila selanjutnya membuka pemikiran saya tentang Sekolah Kejuruan.
Banyak poin plus dari dari sekolah seperti ini yang bisa menjadi bahan pertimbangan
bagi lulusan Sekolah Menengah Pertama sebelum melanjutkan ke jenjang pendidikan
berikutnya, apakah akan memilih SMA atau SMK.
Poin-poin tersebut
adalah sebagai berikut :
- Lulusan Sekolah Kejuruan adalah tenaga siap kerja. Berbeda dengan SMA yang mempelajari pelajaran umum, Sekolah Kejuruan memberi porsi lebih besar untuk mempelajari satu bidang tertentu sesuai dengan nama Sekolah Kejuruan tersebut. Misal: Sekolah Kejuruan Informatika. Tentunya lebih difokuskan pada pengajaran ilmu komputer. Di SMA umum pun diberikan pelajaran ini, tapi hanya sebatas pengenalan selama beberapa jam seminggu.
- Mengurangi biaya pendidikan. Kebanyakan siswa yang memilih untuk masuk ke SMA, biasanya mempunyai pemikiran untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena merasa bahwa keterampilan dan kemampuan mereka masih sangat sedikit karena pelajaran yang didapat baru “kulitnya” saja, pelajaran yang sangat umum, dan baru akan mendapatkan ilmu yang lebih spesifik di tingkat universitas. Dengan demikian, biaya pendidikan yang dibutuhkan menjadi semakin besar. Sementara itu di SMK, karena lebih terkonsentrasi pada satu bidang, maka lebih banyak “bekal” untuk segera bekerja setelah lulus.
- Relatif mudah untuk mendapat pekerjaan. Perusahaan dan pabrik-pabrik di daerah (bukan di kota besar) banyak mencari lulusan SMK karena mereka dianggap memiliki nilai plus dengan keterampilan yang dimilikinya sehingga perusahaan tidak perlu lagi memberi banyak pelatihan. Mempekerjakan lulusan SMK tentunya juga menguntungkan perusahaan karena tidak perlu memberi gaji yang tinggi seperti jika perusahaan-perusahaan tersebut merekrut lulusan universitas.
Itu beberapa nilai
tambah dari sekolah kejuruan, tentu masih ada lagi berbagai manfaat lainnya. Sebagai
catatan, terdapat beragam SMK, ada SMK Negeri dan juga yang dikelola oleh pihak
Swasta, memberikan lebih banyak pilihan kepada siswa.
Image: Naryendra School |
Semakin lama,
peluang kerja menjadi semakin sulit, dan SMK bisa menjadi pilihan pendidikan
yang baik dan lebih terarah untuk mempermudah mendapatkan pekerjaan, dan juga
menghemat waktu pendidikan. Semakin cepat mendapat pekerjaan, tentu akan semakin
baik, karena akan semakin lama masa kerja. Bukankah begitu?
Memang sekolah di SMK adalah harapan setiap pelajar, akan tetapi sekolah di Madrasah Aliyah pun asyik lho hehe :)
ReplyDeleteSetuju. Lulusan SMK memang lebih terampil dan siap kerja. Tapi mang harus mengenali bakat & minat anak dulu sih sebelum akhirnya sekolah di SMK.
ReplyDeleteMalah bisa langsung kerja sambil kuliah juga ya kalau SMK ini
ReplyDelete