Saturday, July 16, 2016

Kinanthi, bukan tokoh fiktif belaka


Kinanthi, beberapa halaman membaca kisah hidupmu, aku sudah memutuskan untuk berteman denganmu. Tambah tigapuluhan halaman lagi, kamu sudah menjadi sahabatku. Bukan karena apa-apa, tapi garis-garis pikiranmu membuatku seperti berdiri di depan cermin, seperti mengenali diriku sendiri, dari remaja sampai sekarang. Ada kekerasan hati, ada sikap tak mau mengalah, ada keinginan untuk membuktikan bahwa kamu mampu dan tidak mau dilecehkan.
Huft, yang terakhir itulah yang kemudian menerbangkanmu kembali ke kampung halamanmu, melintasi setengah dunia. 
Keren, wanita perkasa yang sebetulnya tetap memiliki kehalusan dan kelembutan, sifat asli perempuan.Wanita mandiri yang masih punya airmata untuk orang yang dicintainya.
Siapa yang kamu cintai? Yang mengikat hatimu ternyata bukanlah pria perlente berbusana mewah bermerk terkenal, yang menjadi rekan kerjamu di negara adi daya sana, tapi pria biasa, pemuda desa, sangat bersahaja, yang ketika kamu kecil dulu selalu menjadi pendengar setiamu setiap kali kamu bercerita apapun juga.
Real, itu ciri khas wanita. Seringkali aku berpikir bahwa wanita itu sama sekali nggak ribet (seperti yang umumnya dikatakan oleh para pria). Wanita itu cuma ingin didengarkan, karena didengarkan berarti dipahami dan dimengerti. Cukup! Tak harus diberi solusi, apalagi untuk wanita secerdas kamu yang sedemikian independen. Cuma didengarkan, itu saja.
Kinanthi, cintamu kepada "teman kecil pendengar setia" itu yang membuatmu takut kehilangan dirinya. Yang membuatmu bisa menulis puluhan (aku lupa, mungkin ratusan) surat kepadanya meski tak satupun dibalas.Membaca kisahmu membuatku percaya, Kinanthi, bahwa tak seorang wanita pun akan melupakan orang yang pernah mendengarkan keluh kesah dan gembiranya. Betapapun kemudian terpisah melintas pulau melintas negara dan benua, seorang pendengar yang baik seperti itu selalu sangat dirindukan.
Kinanthi, kamu adalah bagian dari sadisnya penjualan tenaga wanita antar negara, yang jatuh bangun disiksa satu majikan ke majikan lain. Dan pada akhirnya membuktikan bahwa kamu bisa terlepas dari penderitaan, dengan kemauanmu yang luarbiasa dan keenggananmu untuk menyerah pada nasib.
Kamu bukan Kartini atau Cut Nyak Dien. Dengan caramu yang modern, kamu memperlihatkan bahwa wanita itu sesungguhnya adalah mahluk yang kuat.
Aku sayang padamu Kinanthi, dan tahu bahwa kamu akan kembali ke Indonesia, ke Gunung Kidul, karena cintamu pada pria bersahaja itu....
Seusai membaca "Galaksi Kinanthi" by Tasaro GK, salah satu novel keren yang selesai kubaca beberapa bulan berselang.

Cuplikan ini adalah tulisan saya di Catatan di akun Facebook yang saya tuliskan 5 tahun yang lalu. Sebetulnya tidak diniatkan untuk review buku Galaksi Kinanthi, hanya mencurahkan perasaan yang campur aduk setelah membaca buku yang membuat saya berpikir banyak tentang perempuan, dan keberpihakan dunia kepada laki-laki.
Catatan di atas dikomentari oleh penulis buku tersebut. Komentar pendek yang membesarkan hati dan membumi dari seorang Tasaro GK.



Galaksi Kinanthi, satu di antara koleksi buku saya yang penampilannya kurang rapi karena banyak lipatan di dalamnya sebagai penanda dari kalimat-kalimat menggugah dan menginspirasi. Dua halaman di dalamnya bahkan saya gunakan sebagai latar foto cincin kesayangan saya, dengan tulisan yang tampak jelas, cerita tentang isi hati seorang perempunan.

Ketika saya memutuskan untuk mengikuti tantangan menulis One Day One Post, saya pikir saya akan menemukan tokoh fiktif lainnya yang menginspirasi saya. Ternyata, setelah lima tahun berlalu, Kinanthi masih juga menyeret saya ke galaksi cinta.

Kenapa harus Kinanthi ?
Karena bagi saya, dia perempuan inspiratif. Pribadi kuat yang berangkat dari daerah minus, Gunung Kidul (Ini daerah asal penulisnya, yang kalau disingkat menjadi GK, sampai-sampai singkatan judul bukunya pun GK, dan nama penulisnya pun ditulis Tasaro GK, hehe).
Cerita tentang kemandirian seorang perempuan selalu membuat saya terinspirasi. Tidak. Bukan karena saya penganut women's lib atau pemrakarsa kesetaraan gender. Tapi karena perempuan -sejatinya- memang mahluk yang kuat, mahluk yang tampak lembut, seringkali dianggap cengeng, tapi bisa menjadi kuat melewati berbagai masalah berat dalam kehidupan.
Dan cerita kehidupan Kinanthi sejak kecil sampai dewasa lalu menjadi sukses di Amerika sungguh mewakili cerita pedih seorang perempuan yang dipaksa menjadi mandiri oleh keadaan yang mencabik-cabik dirinya.

Setidaknya, setelah membaca buku Galaksi Kinanthi, saya lebih banyak bersyukur, bahwa saya tak hidup di daerah tempat tinggal Kinanthi, tak harus menurut saja ketika dijual lintas negara dan mengalami beragam kenangan hitam dalam kehidupan.
Kinanthi memang bukan tokoh fiktif biasa. Bagi saya, tokoh ini sungguh menginspirasi, memotivasi agar menjadi perempuan yang tangguh, yang meyakini bahwa selalu ada cahaya matahari yang muncul kembali dari balik awan, setelah hujan badai reda.

19 comments:

  1. Kinanthi sang penerus generasi Kartini dan Cut Nyak Dien era kini

    ReplyDelete
  2. Berapa halaman? Biasanya Tasaro halamannya banyak. Anak saya tahan membaca karyanya. Saat ia dipesantren buku adalah sahabat. Kini setelah di rumah kebiasaan itu tergantikan dengan yang lain.
    OOT. Ide fotonya mantap. Bagaimana cara mendapatkan ide foto?

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by a blog administrator.

      Delete
    2. This comment has been removed by a blog administrator.

      Delete
    3. Sekitar 300 an kalau nggak salah. Tapi biasalah, kalau buku keren nggak kerasa kok bacanya. Tau-tau udah tamat dan menyesal kenapa terlalu cepat habis :)
      Ide foto bertebaran dimana-mana sepanjang jalan. Tinggal di Bandung nggak? Kalau tinggal di Bandung, ikutan workshop foto yuk denganku, tanggal 30 Juli di toko Coklat.

      Delete
  3. ikutan penasaran soal Kinanthi, pengen baca bukunya juga kalo gak terlalu tebal, maklum sekarang udah susah punya waktu baca novel, huhuhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yaaa, sekitar 300 halaman sih, tapi cepat kok selesainya karena mengasyikkan.

      Delete
  4. Setelah sekian waktu ngeblog dgn nama blog kidung kinanthi, Secara tak sengaja melihat novel tsb di sebuah toko buku. Membaca pengantar di cover, membuat saya jatuh hati utk membelinya. Menurut saya, membaca galaksi kinanthi berulang2 ttp serasa br pertama kali membacanya.

    Ahhh, akhirnya saya pun merasa tersanjung sendiri krn memberi nama blog kidung kinanthi (sebelum saya mengenal novel tsb).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, saya sampai mengutip kalimat-kalimatnya dimana-mana. Emang keren, pake banget.

      Delete
  5. Saya udah baca juga bukunya, tapi baru dua kali. Dulu beli buku GK karena tertarik dengan nama sang penulis. Ternyata bukunya menarik untuk dinikmati. Jadi pengen baca lagi nih, Mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku malah lagi nyari2, bukuku dimana ya, pingin baca lagi.

      Delete
  6. Ini buku emang kece mbak! Aku udah baca buku ini dan memang sosok Kinanthi itu luar biasa.

    www.talkativetya.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seneng banget dengan kepribadian Kinanthi, sangat hidup.

      Delete
  7. Waduh kok saya baru tau buku ini yaa...
    Ngebaca tulisan ini jadi pengen baca deh.

    Eh btw, dilihat dari testimoni mbak, kayanya buku ini bergenre Chick-lit ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bacaaaaa, bacaaaa, very recommended, jangan nggaaaak. Moga2 masih ada di toko buku. Kurang lebih begitu sih, chick-lit, ah susah digambarkan. Pokonya rugi aja kalau gak baca :)

      Delete
  8. Saya jadi penasaran dengan sosok Kinanthi, btw bukunya ada di gramedia ga sih?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah lama mas, duh semoga masih ada ya di Gramedia, coba tanya mbak2 disana :)

      Delete
  9. Kalau novel saya judulnya Mimpi Kinanti ;) eh, jadi promosi ;-P

    ReplyDelete