Tuesday, October 18, 2016

Menghapus luka dengan cinta

Aku masih mengingatnya sampai sekarang, terlalu banyak hal-hal kecil yang sangat indah yang pernah kulalui bersamanya, barangkali itu sebabnya sampai saat ini aku belum berani jatuh cinta lagi
loveis
Gadis itu berkata sambil menerawang, saya yakin dia mengingat dengan baik orang yang dicintainya, yang juga mencintainya dengan sungguh, dan tidak berakhir dengan happy ending karena perbedaan keyakinan. Hadeuh, paling miris kalau dengar cerita model begini. Berpisah dengan orang yang dicintai bukan karena telah tak punya cinta, tapi karena tidak mungkin bersatu.
Saya diam, dan kemudian hanya berani mengajukan satu pertanyaan: "lalu bagaimana kamu menyembuhkan luka hatimu?". Gadis itu tersenyum, dan menggumam pelan: "luka karena cinta hanya bisa sembuh dengan cinta juga....".
Saya tahu, setelah putus cinta dengan orang asing itu, gadis manis yang duduk di depan saya ini lebih banyak bicara dengan  ibu, saudara, kerabat, dan teman-temannya. Dia lebih membuka dirinya. Mungkin itu juga yang kemudian membuatnya sering duduk minum teh di pagi yang cerah bersama saya, dan membuat dirinya makin tenggelam dalam hobbynya bermain piano.
Ah, tak ada seorang pun yang ingin kehilangan orang yang dicintai, dengan cara yang sungguh miris pula. Memiliki cinta, itu adalah anugrah yang luar biasa. Coba perhatikan, orang yang jatuh cinta itu kan selalu tampak bahagia, dengan mata berbinar, seolah-olah dunia bercahaya, penuh semangat. Karena cinta, semua yang tak mungkin bisa jadi mungkin, yang asalnya tak mampu bisa jadi mampu. Seorang teman bisa menulis begitu banyak pada saat dia jatuh cinta. Seorang rekan di grup foto bisa menghasilkan ratusan foto cantik karena dia mencinta. Pokoknya ketika jatuh cinta, semua orang bisa jadi superman dan superwoman, meskipun ada juga yang malah jadi gak karuan ketika mencinta.
Masalahnya, tak ada yang abadi. Cepat atau lambat, dengan cara apapun, musim jatuh cinta akan berlalu. Saat seseorang dihadapkan pada kenyataan sesungguhnya, bahwa tidak semuanya indah, tidak semuanya akan berakhir dengan bahagia.
Banyak cerita cinta yang berakhir tragis seperti kisah gadis manis yang kuceritakan tadi.
Ketika perpisahan adalah jalan terbaik, dan hari-hari menjadi sarat dengan kenangan manis yang terasa sangat menyakitkan, kita menjadi tidak punya pilihan selain menerima kenyataan dan menyembuhkan luka dengan cinta. Barangkali itu saatnya lebih perduli pada orang-orang terdekat yang selama ini terabaikan, mengontak lagi teman-teman lama, berkumpul dengan keluarga. Mereka semua akan dengan senang hati memberi cinta dan perhatian. Barangkali memang tak bisa menggantikan cinta dari seorang kekasih, tapi setidaknya hal itu menyadarkan kita bahwa semua orang punya cinta, dan mereka mau memberikannya dengan suka rela kepada kita. Hidup kita tidak berhenti ketika harus berpisah dengan kekasih.
Yang lebih indah daripada itu barangkali adalah peluang untuk lebih menekuni dan berkonsentrasi pada hobby dan kegemaran. Lha itu tadi, si gadis manis yang jadi tokoh utama cerita ini, dia menjadi lebih all out pada hobbynya bermain piano, malahan kemudian menyelenggarakan berbagai konser yang mendatangkan pemain-pemain dari luar negeri.
Begitulah, ketika kita terluka dan tersakiti karena cinta, sadari bahwa hidup harus terus berjalan, dan cari penyembuh terbaik, cinta juga, dalam bentuk yang berbeda....

No comments:

Post a Comment