Sore ini aku mengenakan baju tidur warna kelabu. Karena aku teringat
kamu? Mungkin. Apa hubungannya daster kelabu dan ingatan tentang
dirimu? Cuma aku yang tahu, tak seorang pun lainnya. Barangkali kamu
tahu? Mungkin....
Kelabu. Setahu aku, itu warna kesukaanmu. Bertahun lalu pernah kau
katakan itu padaku. Bagiku, itu warna ragu, warna yang tak pasti,
campuran dari dua warna kesukaanku, hitam dan putih. Aku tak pernah
tahu kenapa kamu menyukainya. Beberapa sweatermu juga berwarna kelabu.
Apakah karena kamu selalu ragu? Atau karena hidupmu sendu?
Ya, kelabu itu identik dengan kemuraman, dengan awan bergumpal
menjelang hujan, dengan mendung, yang nyaris tak mampu menahan hujan
untuk menetes.
Kelabu, barangkali, adalah tatapan sendu seorang pencinta, saat
airmata hampir tumpah, ketika rindu membelenggu.
Kelabu, bukan hitam dan bukan putih. Dia adalah ketidakpastian. Dia
adalah rasa haru yang menelusup dalam hening malam tanpa gemintang.
Mungkin kelabu adalah warna rindu, warna diri yang membisu dan penanda
dari rasa ketidakmampuan yang akut.
Dan sore ini aku mengenakan baju tidur berwarna kelabu, warna
kesukaanmu, warna sendu, warna beku, menghantar beribu rindu,
kepadamu....
No comments:
Post a Comment