Dear, kata teman-teman, foto-foto hasil jepretanku seringkali menggambarkan kesunyian.
Mungkin mereka benar. Barangkali perasaanku selalu ikut masuk ke dalam foto, rasa yang hening dan sunyi tak bertepi.
Sunyi itu apa sih? Bagiku, sunyi adalah rasa yang tak ada hubungannya dengan jumlah orang di sekitar. Sunyi bukan hanya terasa di hutan raya , di pegunungan atau di pantai ketika bukan musim liburan. Tapi bisa jadi juga dirasakan di saat kita berada di keramaian, mungkin di pasar atau di mall, atau di tempat reuni. Di mana pun.
Ketika teman-teman berceloteh tentang pasangan hidup dan anak-anak mereka. Ketika di mall simpang siur orang lalu lalang, ketika di pasar banyak orang riuh tawar menawar, aku lebih sering diam mengamati ketimbang ikutan bicara. Aku tidak tahu apakah aku bisa membicarakan masalah anak-anak kepada teman-teman masa lalu yang hadir dalam reuni. Rasanya berat dan tak perlu diceritakan. Aku tak yakin akan bisa hiruk pikuk menawar di pasar, atau larut dalam keramaian di mall.
Tidak. Aku memilih diam-diam saja di pojokan. Sunyi dan hening.
Bagiku, sunyi itu tidak identik dengan sepi. Sunyi itu tak berarti merasa kesepian. Sunyi adalah warna pastel, warna warni lembut yang kusuka, bukan merah atau kuning terang yang meriah.
Dalam hidup, setiap orang punya tempat masing-masing yang membuatnya merasa nyaman. Ada yang lebih suka di keramaian, lebih suka berkumpul dan mengobrol, dan ada juga yang merasa tersiksa di keramaian, lebih suka tempat sunyi.
Mungkin aku termasuk kelompok ini, dan "rasa" sunyi-ku ikut menyelinap dalam kebanyakan foto-fotoku, apa boleh buat.
Aku tahu dear, kamu, seperti juga aku, adalah penggemar sunyi. Kita sama-sama percaya, bahwa tanpa kata, kita bisa saling bicara dan mengkomunikasikan sesuatu. Lha itu terbukti, aku tak berkata apa-apa, dan orang bilang foto-fotoku sunyi....
No comments:
Post a Comment