Ini postingan pertama di tahun baru, dalam rangka membuka hati. Eh kenapa? Apa selama ini hatimu selalu tertutup? Tidak juga. Selama ini juga terbuka, cuma tidak dengan segenap hati, masih ada keterpaksaan, masih ada kedongkolan dan kebencian, serta rasa ingin membalas perlakuan buruk orang lain, dan berpuas hati setelah melakukannya, mirip mafia, haha.
Barangkali bukan ingin membuka hati, tapi belajar untuk berlaku lebih tulus, lebih ikhlas. Ah, ikhlas, satu kata yang mengikutiku selama belasan tahun, menjadi obsesi, menjadi impian legendaris yang rasanya sedemikian sulit dilakukan dengan jalan terjal berliku.
Dulu, aku kerap bertanya, ikhlas itu apa sih? Entah benar entah tidak. Bagiku kini, ikhlas adalah bagian dari "tak punya pilihan lain" sehingga mau tak mau harus menerima kenyataan dengan besar hati, segetir apa pun itu. Ck, miris ternyata....
Tidak juga. Miris, kalau dilihat dari kacamata keengganan menerima kenyataan, berkeras dengan impian dan keinginan pribadi yang menurutNya justru bukan yang terbaik bagiku.
Tidak miris, dan bisa menjadi indah, kalau mau meluaskan hati menerima kenyataan bahwa tidak ada jalan pilihan sebaik yang telah ditentukan oleh Sang Pemilik Manusia.
Kebesaran hati itu yang mungkin harus terus menerus dilatih. Termasuk kebesaran hati menerima perlakuan tak baik orang lain, keluasan hati untuk menerima bahwa seseorang yang begitu diharapkan membahagiakan diri kita, justru malah menjadi seseorang yang paling mengecewakan dan membuat kita terluka.
Kalau mau membuka hati, kalau ingin belajar untuk bersikap lebih tulus, semestinya memang tak usah sakit hati berkepanjangan kepada orang lain. Itu membuang waktu dan energi, dan sangat merugikan karena membuat diri jadi merana.
Lebih baik membuka pintu hati lebar-lebar untuk mengambil pelajaran dari setiap peristiwa yang terjadi, mengambil ilmu dari setiap orang yang pernah hadir dalam kehidupan kita. Seburuk apapun perlakuan seseorang kepada kita, orang tersebut adalah juga seorang guru yang memberi ilmu kehidupan. Dari orang-orang yang baik kita belajar mencinta, dan dari orang-orang yang melukai kita, kita belajar untuk memaafkan serta melupakan. Setidaknya, itu pelajaran untuk tidak melakukan hal yang serupa kepada orang lain....
belajar membuka hati untuk ikhlas karena niat kita bukan karena keterpaksaan suatu keadaan karena tidak adanya pilihan lain.
ReplyDeletesalam kenal kaka... :D
ninggalin jejak dulu http://mulyani12.blogspot.com