Saturday, May 21, 2016

Ngoprek is my second name

Hari ini luar biasa menyenangkan. Saya betul-betul menikmati akhir minggu dengan melakukan hal-hal yang saya sukai. Sejak kemarin saya bebenah rumah virtual saya ini. Saya harus kembali ke sini, dan kembali ke pola saya yang lama, menjadikan tempat ini sebagai tempat menulis dan menjadikan akun Wordpress saya sebagai gallery.
Dulu, sekitar setahun lalu, sudah berjalan seperti itu sebetulnya, hanya saja saya dilanda rasa malas. Sok pingin praktis, merasa repot mengurus dua blog berbeda dan harus mengisinya berbarengan. Sebetulnya itu kan cuma alasan saja. Orang lain punya blog sejumlah sekian tidak masalah, saya kok gak mampu mengelola, padahal hanya punya dua, lagi pula yang satunya tokh hanya gallery, berarti itu hanya sebagai wadah karya foto saya agar tidak berceceran di mana-mana dan lebih terorganisir..
Ya itulah, selama beberapa waktu saya menulis di sana. Isi blog ini saya ekspor ke sana. Lalu apakah saya betah dengan keputusan yang saya anggap praktis itu? Ternyata tidak. Saya terbiasa memilah, mengkotak-kotakkan bagian per bagian yang menurut saya sistematis. Dan ternyata blog sana itu bukan lagi gado-gado, tapi sudah merupakan campuran antara lotek, karedok dan rujak, bisa dibayangkan rasanya sungguh ajaib kan? Saya menyesal dengan keputusan saya menyatukan karya foto dengan tulisan curhatan yang berasa asin karena kebanyakan airmata. Praktis apanya? Saya malah jadi segan menaruh foto-foto saya setelah beberapa kali menulis catatan, rasanya ada yang nggak sinkron gitu.
Maka dengan penuh kesadaran, saya kembali ke sini, kepada blog yang menemani saya bertahun-tahun sebagai tempat curhat yang setia mendengarkan tanpa keluh.
Karena waktu itu saya meninggalkan tempat ini dengan kejengkelan setelah HTML nya saya acak-acak, maka blog ini bener-bener jadi berantakan seperti kapal pecah. Waktu itu sih saya tidak perduli, tokh sudah saya tinggalkan, say goodbye. Ternyata saya kembali ke sini. Apa mau saya biarkan saja dia berantakan? Seperti wajah perempuan yang bedaknya cemong-cemong, nggak cantik sama sekali.
Ya sudah, sore kemarin saya benahi layoutnya sesuai dengan keinginan saya. Saya tahu kok bahwa saya rewel sekali soal selera, apa boleh buat, orang rewel selalu perlu banyak waktu untuk bebenah.,
Hari ini saya ngurusin blog header, oprek-oprek sana sini, pilih-pilih foto di folder hape lama yang ternyata banyak harta karunnya. Nemu foto mesin tik kuno dan foto buku fotografi keren pemberian Al Hadi, sahabat saya dari Singapura. Rasanya itu dua foto yang pas untuk blog ini, dua-duanya saya sukai, memotret dan menulis.
Karena saya penggemar foto BW, maka kedua foto itu saya ubah menjadi black and white dengan filter agfa agar sedikit berwarna kuning kehijauan.
Sudah, itu saja. Sesisanya adalah urusan tipografi, mainan huruf dan warna, yang juga saya sukai.
Beres. Besok akan saya lanjutkan dengan menata dan mengisi right side.
Baiklah, ini saatnya beristirahat. Selalu merasa puas setiap kali menyelesaikan sesuatu yang perlu sedikit di otak atik supaya tampak manis.
Voila, je reviens ici, saya kembali ke sini, tempat saya bercerita, tempat saya menuangkan segala hal yang saya amati setiap kali saya bepergian, atau bertemu seseorang atau melihat suatu peristiwa yang memberi saya pelajaran.
Saya tidak berjanji kepada siapa pun, juga kepada diri saya sendiri, untuk rajin menulis. Bagi saya, menulis itu menyenangkan, dan harus tetap menyenangkan. Kalau saya sudah merasa diharuskan karena janji saya untuk menjadi lebih rajin, tentunya tidak akan menyenangkan lagi, akan menjadi beban yang terasa mendesak dan terlalu kaku mengatur waktu saya.
"Selamat datang kembali bu Madame, terima kasih ya sudah meluangkan waktu untuk membenahi diriku, mudah-mudahan kita bisa berteman baik seperti dulu, kan dulu aku teman sejatimu, yang menemani bu Madame di mana pun setiap kali ada waktu luang. Welcome back home. Love you, always."

No comments:

Post a Comment