Ani Berta & Shinta Ries |
Ini tantangan hari ke-8 One Day One Post yang diluncurkan oleh Ani Berta minggu lalu. Tega ya dia memberikan tema blogpost ini kepada seorang tutor workshop. Gimana nih si teteh eda, 'kan biasanya saya memberi workshop foto. Persiapan peserta mah ya bukan urusan saya atuh jeng. Gimana mereka ajalah, saya tinggal tidur nyenyak setelah nyiapin materi.
Tapi yaaah, mau gimana lagi? I have no choice. Masa sih saya mau protes sama teh Ani perihal tema ODOP hari ke-8 ini. Sudah tahu kok jawaban si teteh yang tegas ini: "Ya gimana kamu we, pokona mah jadi satu postingan. Teuing kumaha carana."
Deuh teteh, ini tantangan beneran, the real challenge for me. Dan tantangan, semestinya memang area pembuktian bahwa saya mampu dan bisa melakukan sesuatu, meskipun itu sesuatu yang bukan bidang saya atau sesuatu yang saya kurang punya pengalaman tentang itu.
Lihat foto teh Ani di awal tulisan ini, dengan ekspresi ambigu antara "ketawa" dan "ngetawain", saya jadi bersemangat untuk membuktikan bahwa saya bisa melewati ODOP 8th day ini dengan baik. The show must go on teh Ani, saya tahu kok :)
Workshop, sejatinya adalah tempat belajar yang menyenangkan. Khususnya untuk saya yang kurang tekun untuk berlama-lama sekolah. Boro-boro sekolah, ikut kursus menjahit saja jatuh bangun untuk menyelesaikan tingkat dasar selama 3 bulan, selebihnya adalah bikin pola sendiri di rumah.
Nah, workshop ini serupa kursus singkat. Diharapkan setelah mengikuti workshop -yang diindonesiakan menjadi pelatihan-, para peserta mendapat ilmu yang dapat diaplikasikan. Tak perlu lama-lama sekolah, tak perlu berbulan-bulan kursus, sebentar saja, sehari dua hari, sambil praktek melakukan hal yang diajarkan, lalu suuudah deh. Sudah dalam dua artian.
Sudah = berhenti disitu saja setelah workshop, atau
Sudah = tinggal mengaplikasikannya.
Nah, workshop ini serupa kursus singkat. Diharapkan setelah mengikuti workshop -yang diindonesiakan menjadi pelatihan-, para peserta mendapat ilmu yang dapat diaplikasikan. Tak perlu lama-lama sekolah, tak perlu berbulan-bulan kursus, sebentar saja, sehari dua hari, sambil praktek melakukan hal yang diajarkan, lalu suuudah deh. Sudah dalam dua artian.
Sudah = berhenti disitu saja setelah workshop, atau
Sudah = tinggal mengaplikasikannya.
Sebaiknya, setelah mengikuti workshop, ya diaplikasikan, bukan hanya berhenti disitu. Kalau berhenti, maka mengikuti workshop akan sia-sia belaka. Sayang energi dan waktu yang sudah diluangkan. Eman-eman, kalau kata orang Jawa.
Apakah menjadi peserta workshop itu hanya perlu hadir, duduk manis di depan tutor dan menyiapkan dua telinga? Ternyata tidak.
Tahun lalu saya ikut workshop Fun Blogging bersama mbak Haya, mbak Shinta dan teh Ani Berta.
Coba saya ingat-ingat lagi, waktu itu apa yang saya siapkan sebelum hari H ?
Coba saya ingat-ingat lagi, waktu itu apa yang saya siapkan sebelum hari H ?
Nah, saya ingat. Ini beberapa persiapan yang saya lakukan sebelum mengikuti Fun Blogging yang spektakuler itu:
- Beberapa hari sebelumnya, memastikan bahwa saya sudah terdaftar sebagai peserta workshop dengan menyelesaikan urusan administrasi seperti mengisi data peserta (biasanya bisa online atau via aplikasi chatting ) ataupun mentransfer biaya (kalau berbayar). Saya membiasakan diri untuk untuk membereskan urusan ini "di awal waktu". Mengurus administrasi di akhir waktu pendaftaran tuh bikin mood gak nyaman. Di dunia nyata, itu berarti harus ngantri (tak terjadi di awal waktu pendaftaran). Dan saya selalu ingin save. Siapa tahu workshop tersebut terbatas hanya untuk sekian orang. Kan jadi kehilangan peluang kalau terlambat daftar.
- Pastikan alamat tempat workshop diadakan, dan ketahui dengan baik bagaimana untuk sampai ke sana. Jangan sampai pada hari H tersesat ke pasar atau ke setasiun. Kalau tak yakin dengan angkutan kota atau bus, sebaiknya serahkan urusan pencarian pada OKjek, drivernya pandai-pandai dan lucu (kalau di tivi).
- Pesan bagi para "begadangers". Apabila workshop dimulai pagi hari, pliiis tidur lebih cepat agar tak terkantuk-kantuk pada saat workshop berlangsung :)
- Siapkan buku catatan kecil dan pen merk Sarasa (ini merek pen kesayangan saya, tak perlu harus itu sih sebetulnya). Kalau rajin banget, di dalam buku catatan itu siapkan pertanyaan yang akan diajukan pada tutor workshop. Kan ini memang workshop yang diinginkan, rugi kalau tidak menanyakan hal-hal yang ingin diketahui seputar materi workshop.
- Pesan khusus untuk saya, siapkan kamera dengan baterai yang penuh dan tongsis. Siapa tahu sempat selfie di lokasi :). Bukan, bukan itu. Siapa tahu perlu memotret, bukan hanya memotret tutor, tapi yang utama adalah memotret materi yang disampaikan (supaya gak capek nulis, foto ajalah). Atau untuk workshop yang ada prakteknya seperti crafting atau fotografi, kan bisa direkam sesi prakteknya.
Nah ini terbukti, foto-foto ketika mengikuti workshop bisa saya gunakan untuk menulis postingan ini, jadi saya gak perlu ambil gambar di internet, itu kan riskan masalah. - Buka pikiran dan hati untuk menerima ilmu baru. Ikut workshop adalah untuk mendapatkan ilmu, sesedikit apapun itu. Yang penting bukan siapa tutornya, tapi ilmu apa yang dibutuhkan dan akan diperoleh.
- Pada hari H, jangan lupa sarapan. Mengikuti workshop seharian itu capek lho, diperlukan energi yang cukup besar untuk menjalaninya sampai selesai. Kalau ingin kehilangan konsentrasi, sebaiknya memang tidak sarapan sebelum berangkat.
- Sesampai di lokasi workshop, lihat sekitar, temukan tempat jajan. Isssh kok jajan? Iyalah, itu tempat yang akan dibutuhkan untuk makan siang nanti pada saat energi yang didapat dari sarapan sudah habis.
- Pada saat workshop berlangsung, fokus pada penjelasan tutor, bukan pada teman yang duduk di sebelah, seaneh apapun dia. Jangan pula memandang terlalu lama pada peserta yang datang terlambat. Apa gunanya? Ahaha. Simak uraian tutor, catat hal-hal penting dalam pointer supaya mudah dan nyaman untuk dibaca ulang. Kalau ada yang kurang dipahami, catat untuk sesi tanya jawab. Jangan mengajukan pertanyaan dengan memotong uraian tutor. Kasihan, nanti konsentrasinya buyar, malah tak bisa melanjutkan uraian.
- Seusai workshop, jangan lupa minta kontak tutor, alamat e-mail atau akun medsosnya supaya bisa tetap berhubungan dengan baik. Nah berarti harus bawa kartu nama juga dong, untuk diberikan pada tutor atau teman-teman sesama peserta workshop. Menjalin relasi, karena kita tidak pernah tahu dari mana sumber rejeki.
Workshop Fun Blogging |
Bener banget Mba, biasanya aku H-1 workshop sudah sibuk sama Google Maps haha Takut nyasar. Apalagi kalau harus naik kendaraan umum.
ReplyDeletealhamdulillah, ternyata saya nggak sendirian :)
DeleteTips nya mantap pisannnn.
ReplyDeletePrepare banget. Salut Eda :D
Catatan konvensional juga penting hehehe