Friday, July 22, 2016
Kreatifitas Tak Terbatas
Mengenang lagi masa remaja berarti menyurutkan ingatan ke masa puluhan tahun yang lalu, masa-masa tak bisa diam dengan lompatan-lompatan ide untuk melakukan berbagai hal.
Kreatifkah saya dulu? Harus. Soalnya masa kanak-kanak saya banyak dilewatkan di kolong mesin jahit ibunda dan di dapur dekat adonan kue donat yang dibuat oleh ibunda sebagai kudapan sore hari. Semasa kecil, saya menjadi saksi dari kreatifitas ibunda di rumah. Menjahit dan memasak, juga bercerita. Beliaulah yang membacakan cerita Snow White untuk saya dari majalah berbahasa Belanda.
Tampaknya cerita-cerita itulah yang kemudian melambungkan imajinasi saya. Sampai sekarang, cerita tentang putri dan pangeran selalu menjadi cerita favorit saya, cerita yang berakhir dengan kalimat "....and they live happily ever after"
Mungkin itu juga yang membuat saya senang menulis. Semasa SMP, saya senang menuliskan puisi di halaman belakang buku catatan.
Tapi rasanya itu normal-normal saja untuk remaja seusia saya waktu itu. Saya merasa kreatifitas saya terasah ketika diminta membuat karya seni di sekolah. Saya membuat papan triplek yang ditempeli kapas2 yang sudah dicelup warna-warni dan dijemur. Gambarnya wajah Cleopatra dari samping. Saya puas sekali ketika menyelesaikannya.
Lalu ketika duduk di bangku SMP juga, saya membeli kulit sapi dan kulit kambing, lalu membeli gesper yang sesuai, mencari model tas di modeblad import, membawa majalah itu ke perajin tas untuk dibuatkan. Seminggu kemudian, saya pakai tas baru ke sekolah, dengan ukuran pas sebesar buku-buku saya. Tak ada seorang pun teman yang memiliki tas seperti yang saya pakai. Saya bangga sekali memakainya karena lain dari yang lain dan tak dijual dimana pun juga. Saya ingat, tas itu saya pakai sampai saya lulus SMA, kuat dan tak rusak-rusak karena terbuat dari kulit sapi.
Dari dulu (sampai sekarang) saya lebih suka memesan daripada membeli jadi, terutama pakaian.
Semasa SMP, saya membeli bahan pakaian sendiri ke toko kain di Kota Kembang Alun-alun Bandung, lalu menjahitkan di penjahit langganan, membuat model overall yang nyaman dipakai untuk jalan-jalan.
Saya tahu dimana tempat-tempat terbaik untuk membeli bahan pakaian, tas dan sepatu. Saya pergi sendiri ke sana, lalu pergi ke ujung lain kota Bandung untuk menjahitkannya atau minta dibuatkan kepada perajin. Dipikir-pikir, sejak remaja dulu saya sudah jarambah, senang blusukan, sampai sekarang :)
Selain mendisain sendiri busana tang dikenakan, hobi menulis puisi di masa SMP itu juga berkembang di masa SMA. Saya suka lettering. Ketika ayah saya berulang tahun, saya membuat kado untuknya, surat Al-Insyirah yang saya tulis sendiri di kertas indah, lalu diblok, dilekatkan ke bingkai triplek yang sudah jadi, dilapis plastik mika agar tidak mudah kotor.
Begitulah. Setelah menuliskan ini semua, saya kambali ke masa kini, dan menyadari bahwa hobi yang saya tekuni.sekarang, menulis, memotret, dan masih terus menjahitkan atau menjahit sendiri pakaian saya, blusukan jalan kemana-mana, sama sekali bukan sesuatu yang baru. Dari remaja sudah begitu, ya berkembangnya gak jauh-jauh amatlah.
Sekarang ini, kalau tidak berkreasi, tidak membuat sesuatu, tidak menghasilkan sesuatu (bukan untuk dikomersilkan, hanya untuk diri sendiri saja), rasanya menderita sekali. Dan selalu ada kepuasan tersendiri setiap kali melihat karya pribadi yang -pasti- tak ada di toko.
Apalagi jaman sekarang, ketika begitu banyak informasi yang hadir dengan kemudahan mengakses internet. Makin.banyak ide untuk berkreasi ini itu.
Memang benar kok: kreatifitas itu tidak terbatas....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Sepakat mbak. Kreativitas itu tanpa batas. Semua orang sebetulnya kreatif cuma beda-beda aja. Keren banget bisa lettering mbak. Dulu tulisan Tya termasuk yang dibilang bagus dan rapi saat sekolah tapi tetep nggak bisa nulis macam kaligrafi gitu. Keren!
ReplyDeletewww.talkativetya.com
Hehe, halo Tya. Iya nih sekarang kepingin mengasah lagi kemampuan lettering, pingin tau masih bisa apa nggak. Ni banyak sekali deh yang harus diasah ulang, kaya filem Dora Emon, ingin ini ingin itu banyak sekali, wkwkwk.
Deletedan hasilnya bsia membanggakan bagi diri sendiri
ReplyDeleteBanget.
DeleteBanget.
DeleteSetuju ....
ReplyDeleteHaloo, terima kasih ya sudah hadir di rumah maya saya :)
DeleteHaloo, terima kasih ya sudah hadir di rumah maya saya :)
Delete