Wednesday, October 19, 2016

Aku tidak akan berhenti ngeblog

Dear kamu, ini sore yang cerah, kalau tak bisa dibilang panas. Kering, seperti umumnya bulan Juni. Dan sore hari yang cantik selalu mengingatkan pada tulisan-tulisan awalku dulu, tujuh tahun yang lalu. Rasanya aku pernah bercerita padamu tentang 5 buku harian padat cerita di masa remajaku. Iya, sejak kecil dulu aku gemar mengisi buku harian. Dan buku tebal bergambar cantik keluaran Sanrio menjadi tempat favoritku untuk menceritakan pengalaman keseharian.
Maka ketika melihat sebentuk tempat menulis di dunia maya berjudul "blog", aku begitu terpikat dan jatuh cinta. Bagiku, blog itu serupa buku harian, tempat mencurahkan isi hati. Tentunya ada perbedaan, tak sangat pribadi seperti menulis di buku harian, harus ada saringan karena dibaca semua orang. Tahu diri sajalah, mana yang pantas dibagikan kepada orang lain dan mana yang semestinya disimpan rapat sebagai cerita pribadi.
Maka demikianlah, setiap pagi aku berjalan kaki dari rumah kontrakan, ke warnet yang jaraknya 2 kilometer. Sekalian jalan pagi. Ngapain? Ngeblog? Belum! Masih hanya membaca dengan antusias blog milik Enda Nasution atau milik Neenoy yang entah sekarang masih rajin memposting atau tidak. Saking senangnya, aku sampai menyimpan beberapa postingan Neenoy di flash disk, dan membawanya pulang untuk dibaca lagi di rumah. Blog Neenoy sangat sederhana, cerita keseharian, cerita kehidupannya dengan anaknya. Simpel, renyah dan enak dibaca sambil bersantai. Kalau blog Enda Nasution? Jangan ditanya. Membaca blog-nya, aku berasa membaca majalah Tempo versi online. Cerdas, analitis, matang. Mencerdaskan pembacanya.
Aku baru membuat blog berbulan-bulan kemudian. Tapi justru lebih sering menulis di blog Friendster, jejaring sosial pertama yang kukenal, dimana aku mengenalmu, dan kemudian bersahabat denganmu. Aku ingat, blog-ku di Friendster bernama intheafternoonsky, karena aku suka duduk sore hari menikmati secangkir teh. Sore hari adalah waktu yang menyenangkan. Lebih dari seratus postingan kutuliskan di Friendster, dan "lost in space" karena aku terlalu malas untuk memindahkannya ke blogspot. Lalu ketika muncul Facebook, aku segera menemukan tempat menulis yang mengasyikkan di sana. Maka lebih dari 200 notes kutuliskan di Facebook. Kali ini aku juga menyimpan draftnya di komputer, kuatir hilang lagi seperti kasus Friendster.
Belakangan aku agak malas menulis note di Facebook, dan sekarang aku kembali ke blog pribadi yang sekian lama terbengkalai.
Akan malas lagikah kelak? Entah. Tergantung suasana hati, tergantung keinginan dan disiplin diri juga.
Tapi yang jelas, aku tidak akan berhenti nge-blog. Menulis, apalagi menuliskan pengalaman keseharian yang menjadi pelajaran hidup bagiku, selalu sangat menyenangkan. Supaya bisa kubaca ulang kapan-kapan, dan merasakan kembali suasana hati pada saat aku menuliskannya. Akan kubaca lagi, sebagai teman minum teh sore hari (tentunya di luar bulan Ramadhan), mengingat kembali perjalanan hidup, yang memberi banyak pelajaran berharga. Termasuk saat aku pertama kali mengenalmu dulu, di Friendster, yang kemudian menyemangatiku untuk rajin menulis.
Dear kamu, hmm, kukira aku tidak akan berhenti nge-blog....
 

No comments:

Post a Comment